TRANSFORMASI SMA NEGERI 1 TAMBELANG MENUJU SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN HIDUP
Bagus Rangga Jati
SMA Negeri 1 Tambelang di Kabupaten Bekasi sedang giat bertransformasi menjadi Sekolah Berbudaya Lingkungan. Perubahan ini berawal dari masalah peningkatan jumlah sampah dan pengelolaan yang belum optimal. Sejak tahun 2022, seluruh warga sekolah telah berupaya mengatasi permasalahan sampah, dan pada awal tahun 2023, komitmen untuk menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) mulai konsisten diterapkan.
Program utama yang menjadi payung kegiatan ini adalah "Transformasi Menuju Sekolah Yang Berbudaya Lingkungan". Program ini sejalan dengan visi sekolah untuk menjadikan peserta didik yang berbudaya lingkungan hidup, sekaligus mendukung visi Kabupaten Bekasi Bersih dan Hijau.
Untuk mewujudkan Visi SMA Negeri 1 Tambelang, pelaksanaan kegiatan yang berbasis lingkungan mulai dari Korikuler, Ekstrakurikuler, dan Intrakurikuler mulai dilaksanakan secara intens pada bulan Januari tahun 2025. Dengan didukung oleh 18 program unggulan sebagai berikut:
1. GERCEP (Gerakan Cepat Peduli Lingkungan). GERCEP adalah aksi bersih-bersih yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah mulai dari Guru dan juga Peserta Didik.
2. GEULIS (Gerakan Gak Lihat Sisa Makanan). GEULIS adalah kegiatan yang memberikan edukasi kepada seluruh warga sekolah tentang pentingnya makanan bergizi seimbang dan juga menghargai makanan.
3. Bank Sampah Masa Depan Bumi, memberikan edukasi kepada Siswa/Siswi tentang pemilahan sampah an-organik yang kemudian akan di jual setiap dua minggu sekali. Hasil bank sampah akan di ubah menjadi saldo uang kas, yang dialokasikan ke setiap kelas masing-masing.
4. Budidaya Maggot, yang memanfaatkan sisa-sisa makanan menjadi pakan maggot. Kemudian maggot yang sudah besar akan dijadikan pakan ikan pada sumur resapan milik SMA Negeri 1 Tambelang.
5. KOWANET (Komposter Warga SMANET), merupakan implementasi dari tugas PKWU yang memanfaatkan sisa limba gallon untuk dijadikan wadah komposter. Produk hasilnya berupa pupuk kompos untuk kesuburan kebun edukasi.
6. Kebun Edukasi yang berasal dari tempat pembuangan sampah menjadi lahan perkebunan yang dikelola oleh peserta didik.
7. Piket masjid, program ini dikelola oleh OSIS, dengan petugas dari kelas masing-masing.
8. Piket kelas, program ini dikelola oleh setiap kelas.
9. Piket toilet, program ini dikelola oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana dengan pelaksana dari kelas.
10. SISALAM (Siswa Sayang Alam), siswa mengelola dan merawat tumbuhan kemudian di evaluasi pertumbuhannya.
11. Sirali (Siswa Ramah Lingkungan), penggunaan botol minum dan tempat makan menjadi prioritas utama.
12. K7 dan Daur Ulang, memanfaatkan sampah yang berasal dari kelas untuk di daur ulang.
13. Digitalisasi Tugas, dengan mengurangi penggunaan kertas saat penugasan dan penilaian.
14. SOPAN (Satu Pohon Sejuta Harapan), warga sekolah membawa satu pohon setiap tahun ajaran baru.
15. Integrasi Waste Managemen Pada Mata Pelajaran, memasukan pengetahuan dan nilai lingkungan saat aktivitas pembelajaran.]
16. Pembuatan lubang biopori di setiap depan kelas untuk menampung sisa sampah makanan.
17. KABASISA (Kantin Bawa Sisa Makanan), setiap pedagang di kantin akan membawa sisa sampahnya untuk di kelola ke luar. KABASISA pernah mendapat apresiasi dari tim penilai adiwiyata tingkat provinsi karena sejalan dengan kebijakan Gubernur Jawa Barat.
18. SMANET Organic Production (SOP), wadah yang berisi komunitas guru dan siswa dalam pengelolaan sampah organic menjadi produk inovatif.
MANFAAT DAN DAMPAK YANG DIRASAKAN
Seluruh warga sekolah merasakan lingkungan yang bersih dan nyaman, sehingga akivitas pembelajaran menjadi lebih kondusif dan efektif. Rangkaian kegiatan tersebut juga berdampak menumbuhkan kepedulian warga sekolah akan kebersihan dan pengolahan lingkungan.